reglan army

Saturday, 6 April 2013

Berubah Dengan Cara Nyaman




Hampir setiap hari kita mendengar kata-kata

memotivasi seperti “hebat, dahsyat, super, luaaar biasa”.

Kita jadi termotivasi, jadi merasa percaya diri,

bahwa ternyata kita punya banyak potensi asal mau berpikir positip.

 Namun sering persoalan muncul saat akan memulai langkah

implementasinya dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari.

Mengapa hal itu bisa terjadi?


Salah satu sebab mengapa motivasi yang begitu besar

ternyata tak mampu menggerakkan kita saat ingin

menerapkannya ialah rasa takut.

Makin tinggi dorongan motivasi kita,

makin tinggi pula cita-cita, visi yang kita canangkan.

Makin jauh kesenjangan antara visi tersebut

dengan realita sehari-hari kita, maka yang terjadi “kelumpuhan.”

Kita menjadi tidak tahu harus melakukan apa untuk memulainya.

Setiap upaya yang kita rencana berdasarkan kenyataan

menjadi kurang menarik dibanding dengan visi yang sangat tinggi itu.


Bahkan tak jarang kita menjadi tidak sabar

terhadap lingkungan, rekan kerja, anak buah yang seolah

terlalu lamban untuk mendukung visi dan semangat kita yang membahana.

Kalau tidak disadari, realita itu bisa kita anggap kendala

yang membuat visi kita kita anggap mustahil.
Dari sejarah kita tahu, bahwa untuk membuat perubahan

caranya ada dua: revolusi dan evolusi.

Perubahan radikal dan perubahan bertahap.

Pada saat kita dada kita membahana,

terpompa oleh daya hipnosis motivator besar,

mau kita adalah melakukan revolusi kehidupan.

Reformasi total.


Tapi begitu kembali ke kantor, rutinitas sudah menghadang,

agenda berderet seperti antrian kereta api.

Perubahan sulit dilakukan.

Akhirnya kita menunda, menunggu waktu yang longgar, saat yang tepat.

Lalu penundaan demi penundaan terjadi,

tanpa terasa hingga beberapa bulan bahkan tahun.

Akhirnya momentum hilang, terlupakan oleh hal-hal yang lain.


My Friends,

Sederhananya, mungkin kita ingin menaikkan

nilai TOEFL hingga 600 (saat ini 450),

atau menurunkan berat badan sebanyak 15kg.

 Tujuan atau target ini sebetulnya tidak terlalu aneh, bisa dijangkau.


Apalagi setelah terpompa motivasi kita.

Rasanya dengan semangat baja 3 bulan juga tercapai.

Dihadapkan pada rutinitas pekerjaan,

agenda yang datang silih berganti tanpa bisa kita stop.

Kita jadi menunda program kursus TOEFL, atau mengikuti fitness.

Mau mendaftar tetapi ragu, takut kalau nanti sudah membayar

tapi tidak bisa mengikuti sesuai jadwal.

Yang terjadi hanya maju mundur, sampai

peluang-peluang yang ada lewat atau diambil orang lain.
Ada tindakan perubahan yang sesuai

dengan potensi atau kekuatan kita selama ini.

Misalnya niat memperluas network bagi yang mudah bergaul.

Ekspansi karya tulis bagi yang biasa menulis.

Kita tinggal melipat-gandakan produktivitas.

Tapi seringkali upaya perubahan justru menuntut

perubahan pada bagian dari kelemahan seseorang atau

kebiasaan (addict) yang sudah menahun.

Misalnya ada seorang pendiam,

yang prestasinya dalam kreativitas sangat memukau,

karya desainnya disukai konsumen, maka dia segera mendapat promosi jabatan.


Masalahnya, pada posisi manajer dia juga harus

memotivasi staf nya, mendelegasikan tugas,

membimbing dan mengevaluasi karya orang lain.

Disitulah kelemahan dia. Dari konsultasi dan pelatihan supervisi

dia tahu apa yang mesti dilakukan,

yaitu memperbaiki sikapnya terhadap anak buahnya.

Dalam hal ini dia harus keluar dari zona nyaman (comfort zone).

 Ini lah tantangan perubahan yang sesungguhnya.


Seorang pendiam disuruh bicara,

 seorang tukang ngoceh disuruh mendengarkan,

seorang pemalu disarankan bicara di depan publik,

menawarkan produk ke banyak orang.


Think big, Start small, Act now
Stress, kuatir bahkan takut untuk memulai perubahan

dalam program pengembangan diri,

meningkatkan efektivitas diri dalam meraih cita-cita,

adalah sesuatu yang wajar. Namun seringkali begitu takut,

ragu dan malasnya kita keluar dari zona nyaman (comfort zone),

sehingga berakibat gagalnya program

pengembangan diri seperti pengurangan berat badan,

peningkatan nilai prestasi tertentu.

 Untuk itu salah satu alternative yang disarankan ialah “start small, act now”.


Lakukan mulai dari langkah-langkah kecil dan sederhana,

tanpa merasa keluar dari “zona kenyamanan” Anda,

yang bisa dilakukan hari ini juga.

Mulai dengan satu pertanyaan

kecil: Tindakan sederhana apa yang dapat saya lakukan saat ini?

Kecil dan sederhana sehingga tak ada alasan untuk menundanya.

Misalnya Anda sudah bertahun-tahun tidak membaca kitab suci,

dan sekarang merasa perlu.


Maka tidak usah menunggu waktu luang, waktu yang khusuk.

Letakkan saja kitab suci di meja depan TV atau di dekat bantal.

Tiap saat baca walau satu ayat.

Sekali itu Anda lakukan tiap saat,

 tanpa terasa akan terbaca puluhan bahkan ratusan ayat.

Padahal kalau menunggu waktu luang, terbukti tertunda tahunan.


Begitu juga keinginan Anda mulai oleh raga lagi.

Terpikir untuk ikut klab golf, tenis, yoga,

atau malah sudah mendaftar atau didaftarkan kantor.

Tapi selalu malas untuk memulai, atau sering absen.

Lama-lama menjadi segan sendiri, malu dengan teman.

 Untuk itu langkah sederhana bisa dilakukan

dengan lari di tempat sambil nonton TV.

Atau asal pakai pakaian olah raga lalu keluar rumah,

otomatis kaki akan bergerak untuk berjalan.


Makin lama makin cepat dan makin jauh.
Sekali dimulai, dengan langkah sederhana

agar tidak mengganggu “zona kenyamanan”,

maka perubahan mulai bergerak, dan sekali sudah panah

teruskan agar makin jauh dan makin cepat.

Sekali lagi, mulai dengan pertanyaan:

Langkah sederhana apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki kinerja saya dalam …. ini?





-----Sponsor-------------------

BUANA OUTBOUND TRAINING SERVICES
Jl. raya Bogor - Sukabumi KM 22
Villa Mutiara Lido Blok F1o No. 23 - 25
Telp. 085694040792
www.buana-outbound.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment